Corat-Coret Catatan WEBINAR Self Heal (Insecure & Overthinking)

Sabtu, 28 November 2020

13:05

Asslamu'alaikum warahmatullah teman-teman hari ini aku mau sharing  mengenai WEBINAR semalem yang aku ikuti. Tema webinarnya cukup menarik banget karena berkaitan sama mental health (kesehatan mental) mengenai insecure & overthinking. Sebenernya aku beberapa hari kemarin itu iseng cari-cari webinar di instagram dan aku dari keisengan aku itu aku nemu webinar menarik ini oiya ini foto dari broadcast-an webinarnya. 


Oiya webinar ini series, alias berkelanjutan, tapi dengan tema yang berbeda di hari yang berbeda juga. Mungkin InsyaAllah nanti aku buatin catatan webinar dengan tema yang lain doakan aku sempat ya :). Aku mau disclaimer dulu nih catatan ini berdasarkan kesimpulan yang aku tangkep ya, dan gambar ini aku buat sendiri dari PPT. Oiya dari pada panjang lebar prolog-nya langsung ke catatannya aja ya hehehe. 


Menurut kak Anggi insecure dan overthinking itu sering terjadi di generasi kita khususnya GEN Z.
karena maraknya media sosial yang kita gunakan kita sering merasa insecure dan overthinking dalam berbagai hal seperti :
  •  pekerjaan dan karir yang belum seberapa
  •  akademik yang belum maksimal (mis : takut belajar itu ga fokus)
  •  hubungan teman dan hubungan dengan lawan jenis (mis : ada konflik, takut disakiti, merasa kurang dihargai, kurang diterima)
  •  insecure  dalam keluarga (mis : dibanding"kan, atau tidak punya privasi, terlalu di overprotect, keluarga yang kurang harmonis)
dan lain sebagainya, yang mungkin membuat kita ngerasa ga aman, nyaman, dan selalu kepikiran.
lalu apa sih itu insecure ??


nah dari yang udah aku jelasin, insecure  itu perasaan yang terus-terusan was-was dalam  menghadapi hal yang baru maupun masalah, perasaan ga nyamanlah, perasaan ga aman gitu. pernah ga sih kalian ngerasa gloomy (sedih yang berkelanjutan) mikirin sesuatu, rasanya ga enak banget, kita susah menggambarkan, dan rasa itu terus-terusan bersarang di dalam benak kita. atau pernah ga sih kalian mikirin sesuatu hal yang ngebuat ga nyaman diri kalian, mungkin terlalu mikirin pendapat orang lain, terlalu mikirin penilaian orang lain, atau mungkin terlalu mikirin usaha kalian yang kurang maksimal. nah itu perasaan insecure.  setelah aku nyimak webinar kemarin, aku simpulin seperti itu. lalu bagaimana insecure menurut kalian ? 
oiya insecure ini ada penyebabnya lho kalian bisa lihat pada gambar di bawah ya.


penyebab insecure,  dari yang kemarin kakaknya paparin aku ambil kesimpulan ada 3 contoh penyebab kita insecure
  1. lingkungan keluarga, lho kenapa lingkungan keluarga bisa bikin insecure?. hal ini bisa apabila seorang anak mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan, seperti dibandingkan dengan saudaranya, sepupunya bahkan mungkin anak tetangga. ada beberapa orang tua yang salah memotivasi anaknya  dengan cara membandingkan, dan si anak bukan malahnya terpacu malah dia kehilangan kepercayaan diri. lalu selain itu, insecure bisa terjadi ketika orang tua terlalu overprotectif, terlalu mengekang, atau mengatur segala aspek kehidupan si anak. sebetulnya hal itu bagus, namun yang bagus apabila berlebihan akan menjadi tidak bagus. karena anak tidak dapat belajar menentukan apa yang menjadi minatnya, passion-nya, bahkan keputusannya sendiri. selain itu anak juga merasa dia tidak memiliki ruang privasi, padahal setiap manusia butuh ruang privasinya masing-masing lho.
  2. traumatic event  (kejadian yang membuat kita trauma), kejadian yang membuat trauma itu ada banyak ya, dan beberapa orang memiliki kejadian yang membuat trauma yang berbeda-beda. misalnya aja dibully waktu sekolah, jadi dia merasa enggak nyaman dan ga aman untuk bersekolah, jadi ga punya motivasi, susah untuk bergaul dengan teman, ataupun membuka diri dengan teman. misalnya juga pelecehan seksual, tentu kita pernah denger, atau baca di beberapa platform berita mengenai pelecehan seksual, dari mulai di tempat umum, lingkungan sekolah, bahkan lingkungan keluarga. aku jadi inget waktu aku magang di KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), ternyata kasus pelecehan itu ga cuman di buat di berita, koran, atau media sosial tapi kasusnya itu buaanyaak, pake banget. dan inget korbannya ga cuman dewasa, remaja, bahkan anak-anak, yang lebih miris balita. terus juga korbannya itu ga cuma perempuan lho, laki-laki juga bisa. oiya satu hal yang aku inget, pelakunya bukan cuma orang dewasa, bahkan anak-anak bisa jadi pelakunya. bahkan korban bisa menjadi pelaku. korban" nya itu bahkan ga mau sekolah, ketemu sama temen"nya, bahkan ada yang takut sama ayahnya sendiri. jadi kebayang ya traumatic event itu berpengaruh banget ke insecure. selain itu aku pernah baca buku tentang depresi yang judulnya "Loving Wounded Soul" penulisnya bernama Regis Machdy, beliau mempunyai trauma mengenai kecelakaan dan hal itu mempengaruhinya hingga enggan untuk menyetir mobil sendiri. padahal banyak orang yang mungkin menilai "kenapa sih dia ga bisa nyetir mobil, padahal kan dia penulis besar, juga psikolog," dll sebagainya.
  3. pengalaman yang kurang menyenangkan, yang terakhir ini hampir sama dengan traumatic event tadi tapi contohnya lebih terasa dalam kehidupan dan lingkungan sehari-hari kita, seperti kurang dihargai, atau rasa kurang diterima oleh lingkungan, atau dalam hubungan dikhianati, ditinggalkan dan lain sebagainya)
ya mungkin itu yang bisa aku simpulkan dari webinar kemarin mengenai faktor penyebab rasa insecure, tapi sebenernya banyak faktor yang menyebabkan rasa insecure  itu sendiri. nah selain bahas mengenai insecure, ternyata insecure itu berakaitan banget sama overthinking. terus apa sih itu overthinking ?


sebetulnya siapa sih manusia di dunia ini yang ga ngerasain overthinking, pasti semua merasakan mungkin kadarnya dan masalahnya yang berbeda. dari hasil webinar kemarin aku nemuin ilmu baru atau istilah baru, yap overthingking itu merupakan kognitif-disctraction (pola pikir yang menipu kita seolah-olah adalah kenyataan), ternyata kita kalo overthinking serinng memikirkan kejadian-kejadian yang belum terjadi dan biasanya itu negatif (kalo kata sahabat aku ni) "kemungkinan buruk yang terjadi", well mikirin "kemungkinan buruk yang terjadi" sebenernya sah-sah aja boleh, agar kita bisa menyiapkan solusi agar hal buruk itu engga terjadi. tapi inget sesuatu yang bagus sampai berlebihan itu tetap tidak bagus. sebenernya semakin kita mikirin hal buruk agar tidak terjadi, malah bikin kita down sendiri, uring-uringan sendiri, bahkan ujung"nya kita bingung sama solusi yang harus kita lakuin, dan kita hanya berfokus sama masalah bukan sama solusi dari masalah itu. yang akhirnya berdampak sama keseharian hidup kita. seperti gambar di bawah ini dampak" insecure & overthinking. 



wah mengerikan banget kan dampak dari insecure itu apa lagi yang dibawah" itu. insecure bisa menyebabkan dampak yang cukup parah yaitu suicide "bunuh diri". lalu bisa ga sih kita ngurangin insecure itu ? setiap masalah pasti ada solusinya dong. nah salah satu langkah atau solusinya dengan "self healing". self healing itu apa sih?


Self healing merupakan penyembuhan dengan mengacu pada diri sendiri, dari proses pemulihan, motivasi yang berasal dari diri sendiri. lalu hasil dari webinar kemarin Kak Anggi memberikan beberapa langkah untuk self healing :
  1. kita bisa melakukan dengan self talk (mengajak diri kita sendiri bicara)
  2. kita bisa melakukan dengan menulis apa yang menjadi keresahan kita, masalah dan apa yang kita rasakan
  3. kita bisa juga dengan melakukan relaksasi (atur pola nafas kita, menarik nafas dalam-dalam, menahan nafas, dan keluarkan secara perlahan)
  4. kita bisa meluangkan waktu kita untuk diri kita sendiri atau lebih tepatnya "me time"
mari kita bahas satu" dari langkah self healing ini

yang pertama ajak dirimu bicara yap "self talk", ajak diri kita bicara mengenai apa yang kita resahkan, perasaan apa yang buat kita ga nyaman, aman, uring"an. kita bicara dengan diri kita. oiya Kak Anggi memberikan tips, kita bisa merekam percakapan dengan diri kita sendiri, setelah itu kita dengerin percakapan itu, dengan cara itu kita bisa meng-identifikasi, mengenali apa yang kita rasakan. masalah apa yang mengganggu kita, sehingga kita bisa memikirkan bagaimana solusi dari permasalah tersebut. pada proses self talk kita dianjurkan untuk positive talk  seperti "ucapkan terimakasih untuk diri sendiri", "maaf untuk diri sendiri"  dan "tidak apa-apa untuk diri sendiri"
  • "terimakasih ya sudah bertahan sampai sejauh ini"
  • "terimakasih ya sudah berjuang keras sampai di tahap ini"
  • "maaf ya sering menuntutmu lebih banyak, seperti menahan untuk tidur, menahan untuk makan, bahkan menekanmu lebih banyak" 
  • "sudah tidak apa-apa jika hasilmu belum maksimal, besok kita optimalkan lagi ya"
  • "sudah tidak apa-apa jika hari ini kamu mengalami kegagalan, kecewa, sakit, besok kita coba lagi, ayo kita cari hal yang membuatmu lebih baik, ayo temui orang" yang membuatmu lebih baik"
  • "sudah jangan bersedih terus, ayo kita cari semangatmu lagi"
dan kata-kata positive lainnya yang membuatmu lebih baik.

selanjutnya kita bisa menuliskan semua apa yang kita rasakan, apa yang menjadi keresahan kita, apa yang menjadi masalah kita. kita list satu persatu, kita tumpahankan dalam bentuk tulisan atau bisa disebut dengan express writing. setelah kita tuliskan kita baca kembali sehingga kita dapat mem-filter dan bisa menrefleksikan pada diri kita. sehingga kita bisa menghadapi masalah dengan berani. dari menulis itu kita bisa mem-breakdown masalah, membantu kita berpikir dalam menenemukan rencana" yang menjadi solusi dari masalah kita. ketika kita bisa fokus terhadap solusi dari masalah, 
  • kita tidak akan ter-distract dengan penilaian orang lain, 
  • kita tidak terlalu overthinking, 
  • kita tidak berpikir untuk membandingkan dengan orang lain, 
  • kita bisa menerima diri kita apa adanya, 
  • menggali terus yang menjadi kelebihan kita, 
  • menerima apa yang menjadi kurangnya kita, 
  • lebih mengenal diri kita sendiri,
  • serta lebih mencintai & mengapresiasi diri kita sendiri


lalu kita juga bisa melakukan relaksasi seperti mengatur pola nafas kita dan mengosongkan seluruh pikiran kita. menurut Kak Anggi relaksasi ini berdampak efektif dan positif bagi diri kita dalam mengatasi insecure, overthinking, dan perasaan atau mood negatif lainnya. Kak Anggi juga menyarankan untuk melakukan hal ini rutin setiap pagi sehabis bangun tidur, langkahnya sebagai berikut :
  • setiap bangun tidur kita bisa meluangkan waktu kita selama 2 - 3 menit
  • lakukan relaksasi dengan cara sederhana seperti menarik nafas dengan hitungan 3,4,5
  • lalu menahan nafas dengan hitungan 3,4,5
  • dan mengeluarkannya secara perlahan dengan hitungan 3,4,5
  • fokus pada hitungan dan kosongkan pikiran
hal ini membantu meningkatkan mood yang positif, kita juga dapat berpikir positif dan meningkatkan semangat bagi kita.

dan yang terakhir kita bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri "me time"
  • kita bisa melakukan hal yang kita senangi dan kita sukai, 
  • kita bisa melakukan hoby kita, 
  • kita juga bisa memberikan reward pada diri kita sendiri
  • kita bisa menulis, menonton film, apapun yang membuat mood kita baik (namun perlu digaris bawahi ya, hal" yang tidak membahayakan kita dan orang lain)


dan terakhir aku tutup dengan statment closing dari Kak Anggi yang kurang lebih aku jabarin dan sepenangkepan aku seperti ini :). Kak Anggi memberikan semacam quotes dari salah satu drama korea yang lagi boombing "start up" yang isinya :
"jangan jadikan orang lain itu sebagai driver tapi sebagai partner kita hidup"
"jangan jadikan perkataan orang lain sebagai kenyataan tapi jadikan pendapat aja"
"dan cintai diri kita sama seperti kita mencintai orang lain"

mungkin itu yang bisa aku sharing maaf ya kalo misalnya banyak salah-salah kata dari tulisan aku ini, (harap maklum aku manusia yang terus belajar). semoga ini bermanfaat buat kalian ya 
Happy Reading :)

Komentar

Postingan Populer